ProSANDIKA UNIKAL (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Pekalongan)

Inovasi Strategi Pembelajaran Matematika Di Tengah Peluang Dan Tantangan Kurikulum Merdeka

Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran matematika sesuai kebutuhan siswa. Namun, banyak guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi berbagai strategi pembelajaran inovatif matematika serta kendala implementasinya melalui studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan beberapa strategi pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan guru matematika dalam kurikulum merdeka antara lain pendekatan inkuiri, pembelajaran kontekstual, problem based learning, project based learning, discovery learning, dan pemanfaatan teknologi digital. Strategi-strategi tersebut mampu meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa karena melibatkan siswa secara langsung dalam proses menemukan konsep dan mengaplikasikan materi pelajaran. Kendala utama dalam penerapan pembelajaran inovatif adalah keterbatasan waktu untuk persiapan, kesulitan dalam pengelolaan kelas aktif, minimnya sarana prasarana pendukung, dan kurangnya pelatihan metode pembelajaran inovatif bagi guru. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain melalui pendampingan guru, pelatihan dan workshop metode pembelajaran inovatif, peningkatan sarana prasarana pembelajaran, serta dukungan kebijakan dari dinas pendidikan dan pemerintah. Pembelajaran matematika yang inovatif, kontekstual, dan bermakna sangat diperlukan untuk mewujudkan kompetensi abad 21 dan tujuan kurikulum merdeka. Guru matematika berperan penting dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran inovatif yang mampu memotivasi serta melibatkan siswa secara aktif.

Penerapan Media Digital Yang Bervariasi Dalam Pembelajaran Untuk Mengupayakan Konsentrasi Belajar Matematika Siswa Di Kelas

Hanna Nahaklay, Kurnia Putri Sepdikasari Dirgantoro — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Konsentrasi belajar merupakan hal penting dalam membantu siswa memiliki kemampuan belajar yang baik terlebih pada pelajaran matematika yang tergolong rumit dan sulit dipahami. Untuk itulah dibutuhkan solusi yang mampu mengupayakan konsentrasi belajar siswa di kelas yaitu dengan memanfaatkan media digital yang bervariasi dalam pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan media digital yang bervariasi dalam mengupayakan konsentrasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh adalah media digital yang bervariasi mampu mengupayakan konsentrasi belajar siswa dalam belajar matematika, meskipun masih ada perilaku minor yang terjadi. Perilaku tersebut merupakan salah satu bentuk tindakan siswa yang tidak menghargai pembelajaran akibat dosa manusia, sehingga diperlukan peran guru yang menuntun dan membimbing siswa. Selain itu, penggunaan media digital yang bervariasi turut menentukan perbedaan hasil konsentrasi belajar matematika siswa di kelas, sehingga penggunaan media pembelajaran GeoGebra merupakan media terbaik yang dapat mengupayakan konsetrasi belajar matematika siswa.

Learning concentration is important in helping students have good learning abilities, especially in math lessons which are classified as complicated and difficult to understand. For this reason, a solution is needed that can seek student learning concentration in the classroom, namely by utilizing digital media in learning. The purpose of this study is to describe the application of varied digital media in seeking student learning concentration in learning mathematics in the classroom using descriptive qualitative research methods. The results obtained are that various digital media can seek student learning concentration in learning mathematics, although there are still minor behaviors that occur. This behavior is a form of student action that does not respect learning due to human sin so the role of the teacher is needed to guide and guide students. In addition, the use of various digital media also determines the difference in the results of students' math learning concentration in class, so the use of GeoGebra learning media is the best media that can work on students' learning concentration.

Literasi Matematika Siswa SMP Ditinjau Dari Efikasi Diri Matematis

Luluk Suryani, Wahyu Lestari — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Literasi matematika dan efikasi diri merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa ditinjau dari efikasi diri matematis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMPN 1 Maron memiliki tingkat literasi matematika yang baik, sementara efikasi diri matematis siswa berada pada tingkat tinggi. Semakin tinggi tingkat efikasi diri matematis siswa, maka semakin baik kemampuan literasi matematikanya. Siswa yang memiliki tingkat efikasi diri matematis yang tinggi akan berusaha maksimal karena mereka memiliki keyakinan diri dalam menyelesaikan soal-soal literasi matematika. Sebaliknya, siswa dengan tingkat efikasi diri matematis sedang merasa ragu ketika dihadapkan pada soal-soal literasi matematika yang sulit. Sedangkan, siswa yang memiliki tingkat efikasi diri matematis yang rendah merasa kurang percaya diri dalam mengatasi soal-soal tersebut karena siswa kurang mampu dalam matematika. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengevaluasi kemampuan literasi matematika siswa SMPN 1 Maron dan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan dalam dunia pendidikan.

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Ditinjau Dari Gaya Belajar

Eva Maufiroh, Wahyu Lestari — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Perkembangan kemampuan berpikir kritis matematis siswa serta perhatian terhadap keunikan individu dalam proses pembelajaran perlu diberikan perhatian, agar mampu menciptakan suasana lingkungan belajar menjadi inklusif dan mendukung perkembangan potensi setiap siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dalam pencapaian dan perbaikan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari dua model pembelajaran yang berbeda dan berdasarkan gaya belajar. Kelompok eksperimen menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah, sementara kelompok kontrol menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen kuantitatif dengan desain pre-test dan post-test non-equivalent group design. Data ini dikumpulkan melalui tes kemampuan berpikir kritis matematis dan angket gaya belajar, yang diisi oleh 40 siswa SMPN 1 Gading. Analisis data melibatkan uji t sampel independen dan uji Mann-Whitney U. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah, serta siswa dengan gaya belajar kinestetik, lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang mengikuti pembelajaran konvensional. Tetapi, jika melihat gaya belajar auditori dan kinestetik, siswa yang mengikuti pembelajaran deskriptif berbasis masalah memiliki performa yang lebih baik. Meskipun demikian, dalam uji statistik, perbedaan antara kedua kelompok tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis, terutama bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik.

Penerapan Model Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

Putri Febriyani, Nurina Hidayah — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketuntasan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan untuk mengetahui bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model problem based learning. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif eksperimen semu quasi-experimental research dengan desain Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian diambil dari populasi dengan menggunakan teknik sampling secara acak dari kelas X yang ada di SMK Muhammadiyah Bojong. Sampel terdiri dari kelas eksperimen, dimana kelas eksperimen yang diberikan sebuah pretest sebelum penerapan model problem based learning dan posttest sesudah penerapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model problem based learning tuntas mencapai batas KKM yaitu nilai 65. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata (uji N Gain) sehingga dapat disimpulkan bahwa model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Selain itu, aktivitas pembelajaran pada model, problem based learning dapat menjadi lebih aktif di kelas.

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SD Pada Materi Lingkaran

Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan aspek penting yang diperlukan dalam proses pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal pada materi lingkaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SD N 02 Mayangan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI Tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah 32 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3)penarikan kesimpulan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa 4 soal uraian materi lingkaran, dan setiap soal mengacu pada indicator. Hasil analisis data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis SDN 02 mayangan tergolong rendah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori tinggi yaitu sebanyak 15 orang siswa atau (46,9%), kemudian sebanyak 1 orang siswa atau (3,1%) berkategori sedang, dan sebanyak 16 orang siswa atau (50%) berkategori rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tahapan polya yaitu pada tahap pemahaman masalah, masih terdapat siswa yang tidak melakukan proses dalam pemahaman masalah dengan baik. Pada tahap perencanaan masalah dan menjalankan rencana penyelesaian masalah masih kurang tepat dan tidak dapat melakukan penyelesaian masalah yang diberikan dalam soal, serta pada tahap akhir yaitu pengecekan kembali jawaban, siswa tidak dapat melakukan penarikan kesimpulan dengan tepat. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih tergolong ke dalam kategori rendah, siswa diharapkan agar terus belajar dan berlatih supaya siswa lebih terbiasa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan-masalah.

Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) Siswa Sekolah Dasar Negeri Dalam Menyelesaikan Soal AKM: Studi Kasus Di Kabupaten Lebak Banten

Dwi Yulianto, Siti Maryam — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

This research is motivated by the critical thinking, creative thinking, and problem-solving (Higher Order Thinking Skills - HOTS) abilities of elementary school students in Lebak Regency, Banten, within the context of mathematics learning. A qualitative descriptive research method focused on higher-order thinking Skills (HOTS). A sample of 346 students from 10 elementary schools was selected using the Stratified Random Sampling technique. Data were collected through essay tests and triangulation of techniques and sources, including observation, interviews, and documentation. The instruments were tested for validity and reliability. The analysis results showed that the majority of students had sufficient critical thinking abilities (42.89%), insufficient creative thinking abilities (39.67%), and sufficient problem-solving abilities (42.78%). Emphasis needs to be placed on decision evaluation and originality. Recommendations involve policymakers, schools, and teachers in enhancing students' understanding and skills in HOTS through a more contextual learning approach.

Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa: Sebuah Meta-Analisis

Syafa’atul Uzma, Syaharuddin Syaharuddin, Vera Mandailina, Mahsup, Abdillah — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis lebih mendalam tentang keefektifan penerapan pendekatan RME terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Data disintesis dari 38 hasil penelitan relevan selama 10 tahun terakhir, kemudian dianalisis menggunakan meta-analisis melalui nilai effect size (ES) dan standart error (SE) untuk melihat summary effect size. Data yang diseleksi adalah hasil penelitian yang memuat nilai uji Fisher (F), uji student (t), uji korelasi (r), dan jumlah peserta didik (N). Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat keefektifan model pembelajaran pendekatan RME terhadap pemahaman konsep siswa paling rendah sebesar 44%, paling tinggi sebesar 78%, dan rata-rata sebesar 61,4% dengan kategori “sedang”

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik SMK Pada Materi Matriks

Intan Permatasari, Aulia Tsana Salsabila, Sayyidatul Karimah — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kompetensi penting yang harus dimiliki setiap individu pada era globalisasi adalah berpikir kritis. Tuntutan berpikir kritis dalam dunia pendidikan tertuang dalam tujuan kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelas XI pada materi matriks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Kajen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Kajen. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI TKJ 1 yang berjumlah 33 siswa. Instrumen yang digunakan adalah satu soal tes yang berupa soal uraian (HOTS) yang sesuai dengan indicator kemampuan berpikir kritis. Data dianalisis berdasarkan aspek kemampuan berpikir kritis yang telah ditetapkan oleh peneliti yang meliputi menginterprestasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menginferensi Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik. Pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis kemampuan berfikir kritis siswa SMK Muhammadiyah Kajen pada meteri matiks. Hasil penelitian menunjukkan bahawa hasil berfikir ktitis dalam mengerjakan soal HOTS pada materi matriks dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dilihat dari persentasenya dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi matriks dan aspek afektif berpikir kritis siswa sudah baik walaupun ada beberapa siswa yang belajarnya dan pemahamannya masih kurang.

Pemahaman Guru Matematika Tentang Problem-Based Learning

Reni Untarti, Cicih Wiarsih — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Walaupun guru banyak yang menyebutkan bahwa pembelajarannya menggunakan Problem-Based Learning (PBL), akan tetepi jika kita perhatikan dengan seksama, pembelajaran tersebut tidak ada bedanya dengan pembelajaran-pembelajaran yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan pemahaman guru matematika tentang PBL pada kegiatan perencanaan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyeknya adalah satu orang guru matematika yang sedang mengikuti pendidikan profesi guru tahun 2021 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia dan diambil secara acak. Oleh karena itu, data yang dianalisis adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun saat guru tersebut menempun pendidikan profesi guru. Selain itu, dilakukan wawancara mendalam untuk menentukan kredibilitas datanya. Alasan mengapa hanya dipilih satu orang subyek adalah agar analisis dan deskripsi dari hasil penelitian ini fokus dan mendalam.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penyebab tidak tepatnya pelaksanaan PBL dikarenakan ketidaktepatan penyusunan perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Ketidaktepatan penyusunan perencanaan ini disebabkan guru kurang memahami langkah-langkah PBL, terutama pada langkah orientasi siswa pada masalah dan mengorganisasi siswa untuk mencari sumber dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, guru tidak memahami definisi masalah matematis yang harus disajikan, sehingga masalah yang disajikan kurang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis. Akibatnya, LKPD yang disusun guru juga tidak menunjukkan karakteristik pemecahan masalah

Penerapan Model Pembelajaran Yang Menyenangkan (Joyfull Learning) Untuk Mengupayakan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

Omasio Harefa, Kurnia Putri Sepdikasari Dirgantoro — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh motivasi siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan terdorong dan semangat untuk menggapai sasaran dan tujuan pembelajaran sehingga dalam pendidikan, siswa harus memiliki tujuan dan motivasi belajar. Namun, dari penelitian yang dilakukan penulis di kelas IX A terdapat 12 siswa dari total 24 siswa tidak termotivasi untuk belajar dalam kelas matematika. Jika hal ini terus dibiarkan, tujuan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa tidak akan tercapai secara menyeluruh. Dengan menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif, penulisan penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana penerapan model pembelajaran yang menyenangkan menjadi solusi dalam mengupayakan motivasi belajar siswa kelas IX A sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Penerapan model pembelajaran ini mengacu pada kenyamanan siswa belajar, dimana siswa belajar sambil bermain dengan didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukan model pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) mampu mengupayakan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Keberhasilan model pembelajaran ini ditentukan dari pemilihan metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar siswa, sehingga guru diharapkan mampu menguasai berbagai jenis metode mengajar.

Penerapan Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Mengembangkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Pada Topik Eksponen

Albert Papilaya, Kurnia Putri Sepdikasari Dirgantoro — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

ABSTRAK

Pemahaman konsep matematis merupakan hal yang diperlukan murid dalam melihat hubungan antar konsep matematis. Pemahaman konsep matematis akan terlihat dari bagaimana murid menyatakan ulang konsep, mengembangkan syarat cukup dan perlu, serta kemampuan murid dalam memilih prosedur yang ingin digunakan. Nyatanya, ini masih menjadi sebuah masalah dalam pembelajaran. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kelas X pada sebuah sekolah di Lampung ditemukan rendahnya pemahaman konsep matematis murid. Metode pembelajaran creative problem solving merupakan pembelajaran yang diharapkan mampu mengembangkan pemahaman konsep matematis murid dengan menerapkan 3 tahapan yaitu, mengidentifikasi masalah, menemukan ide/solusi, serta melakukan eksekusi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan memaparkan upaya yang dapat dilakukan melalui penerapan metode pembelajaran creative problem solving dalam mengembangkan pemahaman konsep matematis murid. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan pemahaman konsep matematis murid setelah diterapkan metode pembelajaran tersebut dalam pembelajaran. Saran yang diberikan peneliti yaitu guru perlu mengukur kemampuan awal murid sebelum menerapkan metode pembelajaran ini dan dapat mengalokasikan waktu tahapan dengan tepat.

ABSTRACT

Understanding mathematical concepts is what students need to see the relationships between mathematical concepts. The understanding of mathematical concepts can be seen from how students restate concepts, develop necessary and sufficient conditions, and the ability of students to choose the procedures they want to use. This is still a problem in learning. In a study conducted by researchers in class X at a school in Lampung, it was found that student's understanding of mathematical concepts was low. The creative problem-solving learning method brings learning that is expected to develop students' understanding of mathematical concepts by applying 3 stages, namely identifying problems, finding ideas/solutions, and designing execution. This study uses a descriptive qualitative method to explain the efforts that can be made through the application of this learning method in developing students' understanding of mathematical concepts. The results of the study show an increase in students' understanding of mathematical concepts after the implementation of this learning method. The suggestion given by the researcher is that teachers can assess students' initial abilities before implementing this learning method and can allocate the stages time appropriately.

Perhitungan Cooling Degree Days Wilayah Banten Periode 9 Tahunan Stasiun Serang Dan Budiarto

Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kenaikan suhu yang semakin hari meningkat berpengaruh besar terhadap kondisi bangunan serta tingkat kenyamanan beraktifitas Masyarakat. Cooling Degree Days (CDD) merupakan indikasi tidak langsung dari fluktuasi temperatur udara luar sehingga dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan energi melalui suhu udara. Penelitian ini menghitung CDD berdasarkan base temperatur 24^o C dalam rentang waktu 2014 – 2022. Data bersumber dari Stasiun Serang dan Stasiun Budiarto. Hasil penelitian menunjukkan cooling degree days tertinggi pada tahun 2019 di stasiun Budiarto dengan nilai 34860.50 sedangkan nilai terendah tahun 2015 bernilai 10704.60 di stasiun Serang. Cooling degree days tertinggi terjadi pada November tahun 2019 dengan nilai 3064.2. Tahun terpanas terjadi pada tahun 2019 sebesar suhu rata-rata 27,91^o C.

Pengembangan Bahan Ajar Materi Perbandingan Trigonometri Berbasis Kontekstual

Dewi Siti Marwah, Runisah Runisah, Wiwit Damayanti Lestari — Tue, 20 Feb 2024 04:09:37 +0000

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan materi pembelajaran konstekstual mengenai topik perbandingan trigonometri. Konsep dasar dari model pembelajaran yang disebut model pembelajaran kontekstual adalah menghubungkan materi dengan situasi di kehidupan nyata. Hal ini menunjang siswa untuk mengaitkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. 6 siswa di kelas XI IPA MAN 1 Indramayu adalah subjek uji coba. Penelitian pengembangan mengikuti langkah 4-D (Define, Design, Develop, and Dessiminate), namun pada penelitian ini hanya sampai tahap ujicoba terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan memenuhi kriteria yang memadai dan memperoleh nilai rata-rata 3,5 berdasarkan tiga aspek evaluasi utama, yaitu isi, kebahasaan, dan penyajian.

Pengaruh Game Edukasi Riddles and Puzzles Maths Games Terhadap Hasil Belajar Pola Bilangan Siswa

Rofiatul Hidayah, Nalim — Wed, 10 Jan 2024 00:00:00 +0000

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya media mengajar guru yang bisa menambah semangat dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika yang berakibat pada menurunnya hasil belajar. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar yaitu dengan menggunakan media game yang membuat situasi pembelajaran lebih menyenangkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana hasil belajar siswa pada materi pola bilangan dengan menggunakan game edukasi riddles and puzzles maths games 2) Apakah terdapat pengaruh aplikasi riddles and puzzles maths games terhadap hasil belajar pola bilangan matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi-eksperiment dengan desain penelitian berupa Pre-test post-test nonequivalent control group design dengan teknik deskriptif. Pengambilan data dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan instrumen tes berupa soal pre-test sebanyak 10 soal dan post-test sebanyak 10 soal uraian. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) hasil belajar kelas eksperimen mengalami peningkatan yang sangat tinggi dari nilai rata-rata 58,3 menjadi 78,6, sedangkan pada kelas kontrol mengalami peningkatan yang rendah dari nilai rata-rata 58,2 menjadi 70,2. 2) hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah 78,6 sedangkan di kelas kontrol 70,2. Dari hasil kedua sampel tersebut diperoleh selisih sebesar 8,4 serta perbandingan uji independen sampel t-test diperoleh perbandingan t hitung 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh game edukasi riddles and puzzles maths games terhadap hasil belajar materi pola bilangan pada siswa.

Penerapan Model Pembelajaran Self Organized Learning Environment (Sole) Berbantuan Aplikasi Matlab Untuk Meningkatkan Kemampuan Numerasi Siswa Kelas XI RPL SMK Batik Perbaik Purworejo

Isnaeni Maryam, Prasetyo Budi Darmono, Laela Destiana — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa kelas XI RPL SMK Batik Perbaik Purworejo melalui penerapan model pembelajaran SOLE berbantuan aplikasi MATLAB. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI RPL SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2022/ 2023. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes kemampuan numerasi. Teknik analisis data yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan numerasi siswa kelas XI RPL SMK Batik Perbaik Purworejo melalui penerapan model pembelajaran SOLE berbantuan aplikasi MATLAB. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa di setiap indikator dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, siswa sudah mampu menggunakan berbagai macam angka dan simbol untuk memecahkan masalah, tetapi sebagian besarnya masih melakukan kekeliruan. Siswa juga masih kurang tepat dalam menganalisis informasi yang ditampilkan dalam bentuk soal cerita maupun tabel. Kemampuan dalam menggunakan interpretasi hasil analisisnya untuk memprediksi, mengambil kesimpulan, dan membuat keputusan dikategorikan cukup, namun jawaban yang ditulis masih kurang jelas. Pada siklus II, siswa mampu menggunakan berbagai macam angka dan simbol untuk memecahkan masalah dengan benar. Sebagian besar siswa sudah dikatakan mampu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam bentuk soal cerita, tabel, diagram, grafik, maupun bagan dengan benar. Pada indikator yang ketiga, hampir seluruh siswa sudah mampu menggunakan interpretasi hasil analisisnya untuk memprediksi, mengambil kesimpulan, dan membuat keputusan secara jelas.

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Melaksanakan Proses Metakognisi Pada Soal Matematika Ditinjau Dari Gender Pada Materi SPLDV

Dian Amelia Agustin, Muhamad Najibufahmi — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Metakognisi didefinisikan sebagai kesadaran dan pemantauan pikiran seseorang dan kinerja dalam tugas. Dengan kata lain metakognisi adalah berpikir tentang pemikiran sendiri.metakognisi mengacu pada pemantauan aktif, kontrol yang tepat, dan pengaturan terhadap kegiatan pengolahan informasi pada proses kognitif dengan lingkungan manusia atau non manusia yang berlangsung terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kesulitan siswa dalam melaksanakan proses metakognisi pada soal matematika ditinjau dari gender. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitianya yaitu siswa SMK Negeri 3 Pekalongan kelas X. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes uraian dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, analisis kesulitan siswa dalam memecahkan masalah matematika, terdapat presentase siswa menjawab benar yang cukup signifikan yaitu pada langkah evaluasi. Presentase yang dihasilkan yaitu pada proses perencaaan berbeda 7% lebih baik perempuan; proses pemantauan berbeda 1% lebih baik laki-laki; proses evaluasi berbeda 9% lebih baik perempuan. Jadi, siswa perempuan cenderung lebih baik dalam melaksanakan proses metakognisi dibandingkan siswa laki-laki, khususnya pada langkah evaluasi. Berdasarkan hasil dari rumusan masalah ke-1 diatas, penuis memilih untuk fokus dalam menganalisis kesulitan siswa laki – laki dan siswa perempuan pada proses evaluasi. Faktor penyebab kesulitan pada laki – laki yaitu terburu – buru dalam menentukan fokus jawaban yang seharusnya dikerjakan sehingga proses untuk menerapkan rencana pun juga kurang tepat. Hal tersebut juga disebabkan subjek laki – laki sudah merasa benar dalam menjawab soal, sehingga tidak mengecek kembali jawabannya. Hal ini menyebabkan subjek laki – laki salah dalam menuliskan kesimpulannya. Sedangkan untuk subjek perempuan masih kurang teliti dalam perhitungan. Hal ini mengakibatkan jawaban akhir masih kurang tepat. Subjek perempuan juga tidak melakukan pengecekan kembali jawabannya dikarenakan kurangnya waktu, sehingga tidak sempat untuk menuliskan kesimpulan.

Systematic Literature Review: Implementasi Pendekatan STEM Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Chindy Pebiana Br Sitepu, St. Budi Waluya — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu bekal yang penting untuk dimiliki siswa dalam menghadapi persaingan global. Faktanya, hasil studi PISA pada tahun 2018 dan TIMSS pada tahun 2015 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa Indonesia masih tergolong kurang optimal. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya suatu inovasi pembelajaran yang mampu membantu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, salah satunya yaitu melalui implementasi pendekatan Science, Technology, Engieering, and Mathematics (STEM). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa literatur terkait implementasi pendekatan STEM dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Systematic Literature Review (SLR). Pencarian data artikel dilakukan dengan menggunakan kata kunci Mathematical Creative Thinking dan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dengan rentang tahun penerbitan artikel antara 2019-2023 melalui software Publish or Perish. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pendekatan STEM dalam pembelajaran matematika mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan mampu membantu mengoptimalkan pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, yaitu meliputi indikator originality (orisinalitas), fluency (kelancaran), flexibility (fleksibilitas), dan elaboration (keterincian).

Implementasi Problem Problem Based Learning Ditinjau Dari Jenjang Pendidikan: Sebuah Meta-Analisis

Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah memiliki pengaruh berdasarkan jenjang pendidikan, selain itu juga untuk mengetahui pengaruh terhadap variabel moderator berdasarkan jenjang pendidikan. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan meta-analisis. Sumber data adalah hasil penelitian yang relevan dengan topik penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis menggunakan software JASP dengan inputan nilai Effect Size (ES) dan Standard Error (SE). Hasil analisis data secara kumulatif metode pembelajaran berbasis masalah pada bidang eksak dengan sumary effec sebesar 54%. Hasil analisis berdasarkan variabel jenjang pendidikan, pada jenjang SMP dengan persentase sebesar 47% dengan kategori sedang. Pada jenjang SMA dengan persentase sebesar 59% dengan kategori sedang. Hasil tersebut menunjukan bahwa metode berbasis masalah memberikan pengaruh yang signifikan. Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penerapan metode pembelajaran berbasis masalah pada bidang eksak.

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri 1 Gading Dengan Metode Polya

Aurora Hidayah, Wahyu Lestari — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ketika menyelesaikan masalah cerita. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gading. Subjek penelitian adalah dua orang siswa kelas VII yang mempunyai kemampuan akademik tergolong cukup. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, wawancara, dan dokumentasi. Proses pembelajaran menggunakan metode Polya yang terdiri dari empat tahap penyelesaian masalah: (1) Memahami permasalahan, kedua subjek penelitian pada pertanyaan pertama dan kedua mampu memahami permasalahan; (2) Saat merancang rencana, kedua subjek menerapkan strategi yang tepat; (3) Dalam melaksanakan rencana, kedua subjek dapat mengoperasikan perhitungan dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan benar; dan (4) Melihat kembali, S2 tidak mencoba melakukan tahap tersebut, sedangkan S1 mencoba melakukan tahap ujian ulang.

Systematic Literature Review pada Tahun 2019 - 2023: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Self Efficacy

Auliya Milchatin Noor, Stevanus Budi Waluya — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kemampuan pemecahan masalah matematis menjadi salah satu dari kecakapan dasar matematika yang penting dimiliki oleh siswa. Namun kenyataannya, kemampuan siswa Indonesia dalam memecahkan masalah matematika masih rendah. Salah satu hal yang berasal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi rendahnya kemampuan tersebut adalah self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa literatur terkait kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditinjau dari self efficacy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SLR (Systematic Literature Review). Adapun kriteria literatur yang digunakan adalah literatur berupa jurnal atau prosiding konferensi, literatur dengan tahun terbit dari 2019 - 2023, literatur nasional maupun internasional yang terkait dengan kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditinjau dari self efficacy siswa, literatur berbahasa Indonesia atau Inggris, serta literatur didapatkan dari Google Scholar dan Scopus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh tingkat self efficacy terhadap kemampuan pemecahan maslaah siswa; (2) terdapat perbedaan penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari self efficacy dimana semakin tinggi tingkatan self efficacy maka semakin tinggi juga kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tersebut, begitupula sebaliknya; dan (3) penelitian terkait kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari self efficacy cenderung banyak dilakukan pada tahun 2022, dengan subjek penelitian SMP, serta jenis penelitian kuantitatif.

Implementasi Model Pembelajaran Joyfull Learning Berbantuan Powerpoint Meme Indonesia Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

Sutris Rahayuno, Aprilia Nurul Chasanah, Zuida Ratih Hendrastuti — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis ketuntasan belajar siswa kelas VIII terhadap kemampuan berpikir kreatif. Analisis dilakukan pada dua kelompok: satu kelompok menggunakan model pembelajaran Joyful Learning berbantuan PowerPoint Meme Indonesia, dan kelompok lainnya menggunakan model pembelajaran langsung. Penelitian ini membandingkan kemampuan berpikir kreatif antara kedua kelompok tersebut. Metode penelitian yang diterapkan yaitu Quasi Experimental (Kuasi Eksperimen) dengan jenis penelitian Nonequivalent pretest–posttest Control Group Design yang melihat perbandingan antara dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Colomadu. Sampel dilakukan secara acak (random sampling) oleh pihak sekolah. Uji yang digunakan yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya beda, uji normalitas, uji homogenitas, uji rerata, dan uji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa persentase kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Joyfull Learning berbantuan PowerPoint Meme Indonesia lebih dari 75% telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 82,81. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa persentase kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung lebih dari 75% telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 71,30. Hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh t_hitung=2,5396≥t_tabel=1,999 maka H0 ditolak yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata antara kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Joyfull Learning berbantuan PowerPoint Meme Indonesia dan model pembelajaran langsung telah mencapai ketuntasan. Lebih lanjut, terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan berpikir kreatif siswa antara dua model pembelajaran tersebut, dengan model pembelajaran Joyfull Learning dan PowerPoint Meme Indonesia menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.

Pengembangan Instrumen Asesmen HOTS Untuk Mengukur Dimensi Pengetahuan Konseptual, Prosedural, Dan Metakognitif Siswa

Yeni Heryani, Sri Tirto Madawistama, Dian Kurniawan — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan efektivitas instrumen asesmen HOTS untuk mengukur dimensi pengetahuan konseptual, prosedural, dan metakognitif siswa pada materi bangun ruang sisi datar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan tipe formative research Tessmer (1993). Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap prelimiminary, tahap self evaluation dan tahap formative evalution (prototyping) yang meliputi expert reviews dan one-to-one (low resistance to revision) dan small group serta tahap field test (high resistance in revision). Sumber data dalam penelitian ini adalah 3 orang ahli dan peserta didik kelas IX MTsN 7 Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dan pemberian soal HOTS. Instrumen tes yang telah dikembangkan memiliki kriteria kualitas yang telah ditetapkan yaitu valid, reliabel, secara keseluruhan sudah baik. Instrumen tes secara umum dinyatakan valid. Realibilitas instrument tes secara umum dinyatakan baik karena berdasarkan analisis instrument tes reliabilitas yang diperoleh adalah 0,736 dengan interpretasi reliablitas tinggi. Perolehan persentase hasil kemampuan berpikir tinggkat tinggi pada kategori baik dan sangat baik lebih dari 75%, sehingga instrumen tes dinyatakan efektif.

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Komunikasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematika

Sausan Intan Zahra, Muhamad Najibufahmi — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan gagasan atau ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan atau ide matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis, dan evaluatif untuk mempertajam pemahaman. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa pada mata pelajaran matematika diantaranya matematika yang penuh dengan simbol dan keabstrakan seringkali menyulitkan siswa untuk mengkomunikasikannya secara lisan maupun tulisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa ditinjau dari Kemampuan Awal Matematik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deksriptif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VII C MTs Salafiyah Jenggot yang berjumlah 28 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes soal uraian kemampuan komunikasi sebanyak 5 soal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengelompokkan siswa berdasarkan hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) sebagai kemampuan awal siswa. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok KAM atas, kelompok KAM menengah dan kelompok KAM bawah. Terlihat bahwa presentase pada indikator 1 (menghubungkan benda nyata, gambar, grafik, tabel dan diagram ke dalam ide-ide matematika) siswa benar cenderung kelompok sedang yaitu 88%. Untuk indikator 2 (menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau symbol matematika) siswa benar cenderung kelompok tinggi yaitu 88%. Dan untuk indikator 3 (mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri) siswa benar cenderung kelompok rendah yaitu 86%.

Analis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Berdasarkan Teori Newman di SMA Negeri 1 Doro

Citra Kusuma Lisdiani, Miladiya Tsania, Sayyidatul Karimah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika bertipe High Order Thinking Skill (HOTS) berdasarkan teori Newman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Doro dengan subjek penelitian berjumlah 27 siswa. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrument tes berupa soal matematika bertipe HOTS dengan materi Polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat mengerjakan soal matematika bertipe high order thinking skills (HOTS) dengan materi Polinomial dibagi kedalam lima jenis kategori kesalahan menurut teori Newman yaitu (1) Kesalahan membaca sebesar 7%; (2) Kesalahan dalam memahami soal sebesar 7%; (3) Kesalahan transformasi sebesar 18%; (4) Kesalahan keterampilan proses sebesar 34%; (5) Kesalahan penulisan jawaban akhir sebesar 34%. Penyebab kesalahan yang sering terjadi disebabkan karena siswa tidak dapat menafsirkan maksud dari soal dan tingkat kognisi serta kreativitas siswa yang rendah dalam mengidentifikasi permasalahan nyata ke dalam model matematika.

Penerapan Model Discovery Learning Berbasis Papan Pandai Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII MTS Nurul Islam

Kamilia Novianti Nur Aini, Nurina Hidayah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis kelas VII MTs Nurul Islam tahun ajaran 2023/ 2024 merupakan latar belakang masalah penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis yang lebih baik antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran discovery learning berbasis papan pandai daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Nurul Islam yang terdiri dari tiga kelas. Kemudian diambil sampel sebanyak dua kelas yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan pembelajaran model discovery learning berbasis papan pandai dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran langsung. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk essay sedangkan untuk instrumen non tes berupa lembar observasi. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan uji t dan uji z pada taraf signifikasi 5% dapat disimpulkan untuk uji z H0 ditolak dengan presentase 90% jumlah siswa yang melebihi KKM sedangkan untuk uji t H0 ditolak maka pembelajaran model discovery learning berbasis papan pandai lebih baik dari pembelajaran langsung sedangan untuk hasil observasi kegiatan melalui discovery learning berjalan dengan baik.

Pengaruh Minat dan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Fara Vigritha Risdiyanto, Dewi Azizah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis kelas VII SMP Negeri 4 Pekalongan tahun ajaran 2023/2024 merupakan latar belakang masalah penelitian. Tujuan penelitian in adalah untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep, untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh kemandirian belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep, dan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap kemampuan pemahaman konsep. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian ex post facto. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 4 Pekalongan yang terdiri dari lima kelas. Kemudian diambel sampel sebanyak satu kelas yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk essay sedangkan untuk instrumen non tes berupa angket. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan uji regresi sederhana dan uji regresi ganda pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan untuk uji regresi sederhana H0 ditolak dengan presentase 46,3% untuk minat dan kemampuan pemahaman konsep, sedangkan H0 ditolak dengan presentase 45,9% untuk kemandirian belajar dan kemampuan pemahaman konsep, yang berarti hubungan antara variabel bebas dan terikat berarti. Sedangkan untuk uji regresi ganda dari tabel koefisien dihasilkan H0 diterima sehingga terdapat pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep dan juga terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep. Dan dari tabel ANOVA disimpulkan bahwa H0 ditolak yang dimana hubungan ganda antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan kemampuan pemahaman konsep berarti.

Efektivitas Media Smart Geometry Pop-up Books Bernunsa Kearifan Lokal Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Bangun Geometri Bagi Siswa Tunarungu

Jayanti Putri Purwaningrum, Erly Nurviyani, Atni Naila Agustina — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Keterbelakangan daya pikir dalam mengenal bangun geometri pada siswa tunarungu dan media yang digunakan oleh sekolah masih kurang efektif, menjadikan siswa tunarungu kesulitan dalam mengenal bangun geometri. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan treatment pembelajaran menggunakan media smart geometry pop-up books bagi siswa tunarungu, dan (2) Mengetahui pengaruh dari Bapak/Ibu Guru dalam megimplementasikan media pembelajaran smart geometry pop-up books berbasis digital dengan bernuansa kearifan lokal bagi siswa tunarungu. Berdasarkan metode penelitian quasi experiment dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah 5 siswa terdiri dari kelas IV dan V SLB N Cendono Kudus. Subjek ini dipilih dengan mempertimbangkan fasilitas penggunaan media dari sekolah dan penjelasan dari guru di kelas Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tunarungu mengalami peningkatan sebanyak 85% setelah diberikan treatment dengan media smart geometry pop-up books dalam pengenalan bangun datar dan ruang pada kelas IV dan V SLB Negeri Cendono Kudus.

Kefasihan Prosedur Pembuktian Induksi Matematis Ditinjau Dari Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Matematika

Anisa Qarinatul Izza, Wahyu Lestari — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kreativitas dengan kelancaran prosedur dalam pembuktian matematika. Penelitian ini menggunakan tes dan wawancara sebagai alat utama untuk memilih subjek yang akan diuji. Dari 23 siswa yang berpartisipasi, dipilih 5 siswa yang mewakili setiap tingkat berpikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat kreativitas tinggi, sedang, dan cukup mampu menunjukkan kelancaran prosedur dalam pembuktian matematika. Mereka dapat menggunakan dengan benar prosedur pembuktian induksi matematika dan mampu memodifikasinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, siswa dengan tingkat kreativitas rendah memiliki keterbatasan dalam menguasai prosedur pembuktian induksi matematika. Mereka umumnya kesulitan memahami penggunaan prosedur tersebut dan menghadapi kesulitan dalam menerapkannya untuk menyelesaikan masalah matematika. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kreativitas memainkan peran penting dalam kelancaran prosedur pembuktian matematika. Siswa dengan tingkat kreativitas yang lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menggunakan dan memodifikasi prosedur, sementara siswa dengan tingkat kreativitas rendah menghadapi kesulitan dalam menguasai prosedur tersebut. Oleh karena itu, peningkatan kreativitas siswa dapat berdampak positif pada kemampuan mereka dalam melakukan pembuktian matematika.

Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Analisis Data Dan Peluang

Reva Amelia, Putri Awaliya Rahmasari, Fiana Zuhro — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengambarkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP kelas VIII di SMP Islam Walisongo Kedungwuni pada materi analisis data dan peluang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan cara diambil masing - masing jawaban siswa di SMP Islam Walisongo Kedungwuni sebagai subjek yang dipilih berdasarkan kemampuan pemahaman konsep tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis pada materi analisis data dan peluang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa kelas VIII yang berjumlah 27 siswa berdasarkan nilai yang diperoleh terdapat 14 siswa pada kategori tinggi dengan persentase 51,86 % yang memenuhi indikator memberikan contoh dan kontra contoh dari konsep yang dipelajari, mengelompokkan objek berdasarkan konsep matematis, mengutarakan kembali konsep yang sudah dipelajari. Pada kategori sedang terdapat 1 siswa dengan persentase 3,71 % yang memenuhi 2 indikator yaitu mengutarakan kembali konsep yang sudah dipelajari, mengelompokkan objek berdasarkan konsep matematis. Sedangkan pada kategori rendah terdapat 12 siswa dengan persentase 44,44 % yang hanya memenuhi 1 indikator yaitu mengutarakan kembali konsep yang sudah dipelajari.

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Pada Materi Matriks Berdasarkan Teori Polya

Nila Jumala, Aisyah, Sayyidatul Karimah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

This research aims to describe students' abilities in solving HOTS type questions on matrix material based on polya theory. This research method uses a descriptive method with a qualitative approach. This research was conducted at SMA N 1 Kedungwuni with research subjects 33 students of class XI F 6. The instrument used was a test instrument consisting of 2 HOTS type description questions on matrix material. The results of the research showed that 9 students' problem solving abilities (27.3%) were in the high category, 22 students (66.6%) were in the medium category, and 2 students (6.1%) were in the low category. From this research it has been obtained that students' problem solving abilities are based on the polya stages, namely at the understanding the problem stage, determining the plan stage, implementing the plan stage, and checking back stage, there are still students who do not carry out these four stages. Students' problem solving abilities are still in the low category, students are expected to continue learning and practicing so that students are more accustomed to solving HOTS type problem solving problems.

Key words:Problem solving abilities; Matrix; Polya Theory

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Di SMA Negeri 1 Doro

Farinka Rizky Alifiana, Naila Fathina, Sayyidatul Karimah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal HOTS kelas XI di SMA Negeri 1 Doro. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan satu kelas sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian dengan pokok bahasan materi polynomial yang memuat indikator berpikir kreatif. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Doro dengan sampel satu kelas yaitu kelas XI.F1 sebanyak 27 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tes kemampuan berpikir kreatif terdapat 17 siswa dengan 62,3% pada kategori tinggi, 4 siswa dengan persentase 14,8% pada kategori sedang, dan 6 siswa dengan persentase 22,2% pada kategori rendah.

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Menggunakan Metode Krulik Dan Rudnik Ditinjau Dari Gaya Kognitif

Washilatul Khasanah, Muhamad Najibufahmi — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang ditinjau dari gaya kognitif pada siswa MTs. Penelitian ini merupkan penelitian deksripsi kualitatif. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes gaya kognitif (GEFT) yaitu 2 siswa dengan Field Dependent dan 2 Field Independent kelas VIII di MTs Rifa’iyah Wonokerta. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes gaya kognitif (GEFT), tes pemecahan masalah, dan pedoman wawancara. Hasil yang diperoleh menunjukkan siswa dengan gaya kognitif field dependent kurang menunjukkan semua indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu Think (berfikir), Explore and Plan (ekplorasi dan merencanakan), Select a Strategy (memilih strategi), Find and Answer (mencari jawaban), dan Reflect (refleksi). Sedangkan siswa dengan gaya kognitif field independent, menunjukkan semua indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu Think (berfikir), Explore and Plan (ekplorasi dan merencanakan), Select a Strategy (memilih strategi), Find and Answer (mencari jawaban), dan Reflect (refleksi).

Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Siswa Dengan Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif : Literature Review

Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan keterampilan berhitung siswa dari gaya kognitif refleksif dan untuk menjelaskan keterampilan berhitung siswa dari gaya kognitif impulsif. Penelitian ini menggunakan tinjauan literatur sistematis dengan langkah-langkah mengembangkan pertanyaan penelitian (perumusan). Pertanyaan penelitian), pengembangan strategi pencarian (mencari makalah dan literatur yang sesuai dengan tema penelitian), evaluasi dan analisis data (data evaluasi dan analisis), dan interpretasi (melaporkan hasil penelitian). Terdapat 15 artikel yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar kognitif reflektif cenderung lebih teliti dan hati-hati dalam menyelesaikan masalah.

Eksperimentasi Blended Learning Berbantuan Microsoft Teams Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Terapan

Hermawan Gatot Priyadi, Rizal Al Muhari — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah motivasi belajar matematika terapan dalam menggunakan model blended learning berbantuan aplikasi microsoft teams lebih baik daripada menggunakan whatsapp group dan (2) apakah prestasi belajar matematika terapan mahasiswa dalam menggunakan model pembelajaran blended learning berbantuan aplikasi microsoft teams lebih baik daripada menggunakan whatsapp group. Desain penelitian menggunakan desain penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik Ahli Usaha Perikanan. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik cluster random sampling.Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah tes dan angket. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar matematika terapan dan angket motivasi belajar. Uji hipotesis yang digunakan adalah statistika multivariat. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) motivasi belajar matematika terapan mahasiswa dalam model pembelajaran blended learning yang berbantuan microsoft teams lebih baik daripada motivasi belajar matematika terapan mahasiswa dalam model pembelajaran blended learning yang berbantuan whatsapp group, (2) prestasi belajar matematika terapan mahasiswa dalam model pembelajaran blended learning berbantuan microsoft teams lebih baik daripada prestasi belajar matematika terapan mahasiswa dalam penggunaan model blended learning yang berbantuan whatsapp group.

Hubungan Kecerdasan Emosional, Motivasi Belajar, dan Interaksi Sosial terhadap Prestasi Belajar Matematika: Studi Literature

Helidora Nuryati, Yohanis Ndapa Deda — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji/merivew artikel-artikel tentang hubungan kecerdasan emosional, motivasi belajar, dan interaksi sosial terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan sistematik literatur review (SLR). Tinjauan literatur sistematis adalah istilah yang mengacu pada metodologi penelitian atau pengembangan penelitian tertentu yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi temuan penelitian pada topik tertentu. Terdapat 17 artikel yang dianalisis. Langkah-langkah SLR meliputi pengembangan penelitian (merumuskan pertanyaan penelitian), mengembangkan strategi pencarian (mencari artikel atau literatur yang sesuai untuk penelitian), kriteria seleksi (menerapkan kriteria inklusi pada artikel yang dipilih), mengevaluasi data dan mencakup analisis, dan interpretasi (pelaporan hasil penelitian). Dengan menganalisis artikel yang relevan dan berfokus pada topik penelitian yang dilakukan bersumber dari 1 data-base google scholar dengan memasukan kata kunci ‘‘kecerdasan emosional’’, ‘’motivasi belajar’’, ‘‘interaksi sosial’’, dan ‘’prestasi belajar’’. Hasil review artikel menunjukkan; 1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar matematika siswa, 2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika siswa, dan 3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika siswa.

Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Kemampuan Literasi Mateamatika Siswa SMP Jakarta Pusat

Aulia Masruroh, Maya Nurfitriyanti — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Literasi matematis merupakan kemampuan matematika yang komprehensif, menyangkut kemampuan merumuskan, menerapkan, menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk menalar secara sistematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta sebagai alat untuk memprediksi suatu keadaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pendekatan PMRI berpengaruh terhadap kemampuan literasi matematika siswa SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan desain penelitian yaitu true expremental design. Penelitian true experimental terbagi menjadi dua desain yaitu posttest only control group design dan pretest-posttest control group design. Sampel adalah siswa kelas VIII SMPN 59 Jakarta yang berjumlah 66 siswa, sebanyak 33 siswa dijadikan sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia (PMRI) dan 33 siswa dijadikan sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Berdasarkan dari pengujian hipotesis untuk beda rata-rata yang dilakukan dengan menggunakan uji-t maka dapat diketahui bahwa t_hitung > t_tabel (8.543 > 1.697) dapat disimpulkan bahwa H₀ ditolak atau hasil pengujian signifikan yang berarti terdapat perbedaan nilai rata-rata antara tes awal dengan tes akhir. Nilai akhir peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran matematika realistik Indonesia lebih baik secara signifikan daripada nilai awal peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode konvensional untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika peserta didik.

Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Materi Eksponen

Sarah Mukti Maliki, Afifah Fitri Anindya, Sayyidatul Karimah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

ABSTRAK

Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang meliputi proses berpikir kritis, kreatif, logis, reflektif, dan metakognitif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan menganalisis kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS materi eksponen. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pekalongan dengan melibatkan 34 siswa sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument tes berupa satu soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) materi eksponen. Jawaban siswa dianalisis berdasarkan indikator kemampuan penalaran matematis yang diukur meliputi menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan bergambar, mengajukandugaan, memanipulasi matematika, menyusun bukti, memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dan membuat kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa pada materi eksponen masih tergolong sedang, hal ini ditunjukkan dengan 10 siswa yang berkategori tinggi dengan presentase 29,41%, 16 siswa yang berkategori sedang dengan presentase 47,06%, dan 8 siswa yang berkategori rendah dengan presentase 23,53% sesuai dengan indikator kemapuan penalaran matematis yang diukur.

Kata kunci:Kemampuan Penalaran Matematis; Eksponen; HOTS

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Negeri 1 Wiradesa Sebagai Dampak Implementasi Kurikulum Merdeka

Dea Rahmawati, Millah Kholishoh, Sayyidatul Karimah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Wiradesa dalam menyelesaikan soal HOTS sebagai dampak implementasi kurikulum merdeka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wiradesa yang sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka sejak tahun 2022 hingga 2023 pada kelas X dan XI. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-9 dengan jumlah 32 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan Instrumen tes berupa soal HOTS (High Order Thinking Skills) materi barisan dan deret geometri. Jawaban siswa dianalisis berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis, yaitu menggeneralisasi, mengidentifikasi, merumuskan masalah ke dalam model matematika, dan mendeduksi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan kemampuan berpikir kritis matematis siswa ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa siswa dengan kemampuan berpikir kritis kategori tinggi sebanyak 75%, kategori sedang sebanyak 6,25% dan kategori rendah sebanyak 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum merdeka yang diterapkan sejak tahun 2022 hingga 2023 pada kelas X-9 di SMA Negeri 1 Wiradesa memberikan dampak yang signifikan berupa tingginya tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Akar Berdasarkan Teori Nolting

Yolanda Apriliani, Alfina Nufusa Aghniya, Sayyidatul Karimah — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi Bentuk Akar dengan berdasarkan teori Nolting. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan subjek yaitu siswa kelas X TB( Tata Busana) SMK Baitussalam dengan jumlah 26 siswa. Sampel dipilih dengan metode Cluster Random Sampling sehingga diperoleh jumlah dari sampel penelitian ini sebanyak 6 siswa. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini merupakan soal uraian matematika materi Bentuk Akar dengan 1 soal esai. Teknik pengumpulan data ini berasal dari hasil jawaban tes tertulis siswa. Dari hasil penelitian diperoleh persentase jenis-jenis kesalahan siswa menurut teori Nolting diantaranya, kesalahan dalam membaca petunjuk (31%), kesalahan dalam kecerobohan (39%), kesalahan pada konsep (3%), kesalahan dalam penerapan (3%), kesalahan saat mengerjakan tes (14%), dan kesalahan dalam proses belajar (11%). Ada beberapa saran untuk mengurangi kesalahan siswa seperti guru seharusnya lebih memperkenalkan macam-macam bentuk soal pada materi Bentuk Akar, juga guru hendaknya lebih menekankan pada tahapan perhitungan sifat-sifat eksponen dalam pengerjaan Bentuk Akar.

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Statistika

Siti Laila Rahmatika , Ahmad Aunur Rohman, Mohamad Tafrikan — Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0000

Siswa kelas VIII SMP N 3 Boja belum memiliki kemampuan berpikir kreatif yang secara maksimal pada materi statistika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode true experimental dan menggunakan desain penelitian posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 3 Boja tahun ajaran 2023/2024. Sampel yang digunakan adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) lebih baik dari pada kemampuan berfikir kreatif pada siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal Statistika kelas VIII SMP N 3 Boja.