Transportasi pengangkutan sampah adalah sub-sistem transportasi persampahan yang
bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung
menuju tempat pemerosesan akhir, atau TPA. Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan
pengangkutan dan pengelolaan sampah menjadi mudah, cepat, serta biaya relatif murah. Tempat
sampah berbasis pemisahan jenis sampah yang sudah diaplikasikan baik di instansi pemerintahan,
swasta, lembaga pendidikan, industri dan sebagainya. Fakta yang terjadi di lapangan pengangkutan
sampah dijadikan satu atau campuran sampah berbagai jenis sampah dari tempat sampah yang
sudah dipisahkan. Upaya kebijakan peningkatan jumlah sarana yang digunakan serta jalur, jarak dan
waktu tempuh merupakan tujuan utama dari perencanaan sistem pemisahan transportasi sampah.
Untuk studi evaluasi sistem pemisahan transportasi sampah yang menuju TPA Piyungan, Bantul. Kali
ini dilakukan studi kasus untuk TPA Piyungan, Bantul dalam meningkatkan optimasi pengelolaan
sampah. Pemilihan TPA tersebut melihat setiap hari sebanyak 300-350 ton sampah dari tiga wilayah
yaitu kota Yogyakarta, kabupaten Sleman, kabupaten Bantul dibuang ke TPA Piyungan, Bantul yang
memiliki luas TPA 12,5 Hektar, sistem Sanitary Landfill , dan jarak ke pemukiman sekitar 200 meter
dan hanya mampu melayani jumlah layanan sampah buangan 1.650 m³/hari. Sementara data
transportasi persampahan di kota Yogyakarta dengan jumlah pelayanan terangkut 1.650 m³/hari dari
transportasi persampahan yang tersedia yaitu Truk 34 unit, Arm roll 11 unit, Pick up 2 unit. Peralatan
seperti Gerobak ada 472 unit, Container 45 unit, Tranfer depo 8 unit, serta jumlah TPS (Tempat
Penampungan Sementara) ada 187 unit. Dari hasil studi dapat dilihat bahwa timbulan sampah di TPA
Piyungan, Bantul hanya mampu melayani sampah dari Yogyakarta setiap harinya dan sampah dari
kabupaten Bantul dan kabupaten Sleman belum bisa dikelola dalam waktu bersamaan (1 hari) karena
sampah melebihi kapasitas yang ada.