STRUKTUR DISKURSUS KEMERDEKAAN DALAM HIKAYAT KADIROEN DAN STUDENT HIJO
Keywords:
struktur diskursus kemerdekaan, analisis wacana kritis Michel Foucault, Hikayat Kadiroen dan Student Hijo
Abstract
Hikayat Kadireon dan Student Hijo merupakan dua novel yang dianggap liar oleh Balai Pustaka. Dua novel ini jarang mendapatkan pembicaraan kecuali hanya sekilas sebagai bagian dari sejarah sastra Indonesia. Tulisan ini membahas kedua novel dengan mengurai struktur diskursus kemerdekaan yang diusung kedua pengarangnya. Struktur diskursus kemerdekaan menjadi penting untuk dibahas mengingat kebanyakan pembicaraan tentang kedua novel tersebut hanya secara singkat mengatakan bahwa keduanya bersifat politis. Guna mengungkap struktur diskurus kemerdekaan dalam kedua novel kajian, dipakai analisis wacana milik Michel Foucault. Dalam kajian ditemukan bahwa struktur diskursus kemerdekaan dibangun dengan empat cara yakni menyajikan cerita yang mengisahkan pemerintahan Hindia Belanda yang gagal, orang-orang Belanda bermoral buruk, pribumi-pribumi matang, dan menyuguhkan asa kemerdekaan bagi Hindia. Kecuali cara terakhir, ketiga cara awal dieksplistikan di dalam novel. Sementara itu, asa kemerdekaan mendapatkan perbedaan penyajian, Hikayat Kadireon secara eksplisit dan tegas menguraikan adanya asa kemerdekaan sedangkan Student Hijo mengimplisitkan asa kemerdekaan itu dalam kisah cinta.Downloads
Download data is not yet available.
References
Abrams, M.H.1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart, and
Winston.
Bertens, K. 1996. Filsafat Barat Abad XX Jilid II: Perancis. Jakarta: Gramedia
Eriyanto. 2006. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS
Faruk. 2002. Novel-Novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka 1920—1942. Yogyakarta: Gama Media.
Foucault, Michel. 2000. Sejarah Seksualitas: Seks dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
……… 2002a. Menggugat Sejarah Ide. Yogyakarta: Ircisod
……… 2002b. “Power/Knowledge” (Terjemahan Yudi Santoso). Yogyakarta: Bentang Pustaka
Kartodikromo, Marco. 2000. Student Hijo. Yogyakarta: Yayasan Aksara Indonesia
Langland, Elizabeth. 1984. Society in the Novel. Chapel Hill and London: The University of North Carolina Press
Rosidi, Ajip. 1969. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Binacipta
Semaoen. 2000. Hikayat Kadiroen. Yogyakarta: Bentang Pustaka
Sumardjo, Jakob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920—1977. Bandung:
Alumni
Suwondo, Tirto, Herry Mardianto, dan Novi S. Kussuji Indrastuti. Karya Sastra di Luar Penerbitan Balai Pustaka. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Teeuw, A. 1980. Sastra Indonesia Baru I. Flores: Nusa Indah.
Wolff, Janet. 1981. The Social Production of Art. New York: New York University
Winston.
Bertens, K. 1996. Filsafat Barat Abad XX Jilid II: Perancis. Jakarta: Gramedia
Eriyanto. 2006. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS
Faruk. 2002. Novel-Novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka 1920—1942. Yogyakarta: Gama Media.
Foucault, Michel. 2000. Sejarah Seksualitas: Seks dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
……… 2002a. Menggugat Sejarah Ide. Yogyakarta: Ircisod
……… 2002b. “Power/Knowledge” (Terjemahan Yudi Santoso). Yogyakarta: Bentang Pustaka
Kartodikromo, Marco. 2000. Student Hijo. Yogyakarta: Yayasan Aksara Indonesia
Langland, Elizabeth. 1984. Society in the Novel. Chapel Hill and London: The University of North Carolina Press
Rosidi, Ajip. 1969. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Binacipta
Semaoen. 2000. Hikayat Kadiroen. Yogyakarta: Bentang Pustaka
Sumardjo, Jakob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920—1977. Bandung:
Alumni
Suwondo, Tirto, Herry Mardianto, dan Novi S. Kussuji Indrastuti. Karya Sastra di Luar Penerbitan Balai Pustaka. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Teeuw, A. 1980. Sastra Indonesia Baru I. Flores: Nusa Indah.
Wolff, Janet. 1981. The Social Production of Art. New York: New York University