LITERASI KRITIS TERHADAP CERITA RAKYAT BERLATAR SEJARAH KOLONIAL

  • Susanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pekalongan
Keywords: literasi kritis, cerita rakyat, sosiologi sastra, dekonstruksi- poskolonial

Abstract

Cerita Rakyat sering digunakan untuk mengajarkan nilai luhur masyarakat sebagai suatu kearifan lokal. Walaupun demikian, tidak semua cerita rakyat mengandung nilai luhur karena banyak cerita rakyat yang terkontaminasi nilai seperti mitos dan nilai kolonial yang justru tidak mendidik. Oleh karena itu, sebagaimana karya sastra, cerita rakyat harus terutama yang berlatar belakang sejarah kolonial dibaca secara kritis sehingga dapat dihindarkan dari pengaruh nilai buruk terutama nilai kolonialisme dan imperialisme. Dalam pembacaan kritis diperlukan pendekatan, teori dan metode yang tepat. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra dengan dibantu teori poskolonial serta metode dekonstruksi poskolonial sebagai metode dalam pembacaan kritis ini. Pendekatan sosiologi mimetik menghubungkan cerita rakyat dengan sejarah sosial masyarakat. Metode dekonstruksi poskolonial digunakan untuk memetakan relasi kuasa kolonial dan bagaimana kuasa kolonial beroperasi melalui ideologi berupa nilai-nilai yang implisit dalam cerita rakyat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bascom, William. R. (1954). Four Functions of Folklore. The Journal of American Folklore, 67 (266), 333-343

Budiman, Manneke. (2012). Meninjau Kembali Hubungan antara Sastra dan Budi Pekerti. Jurnal Pendidikan Karakter, 2(2), 131-142

Herawati, Yudianti. 2010. Pemanfaatan Sastra Lokal dalam Pengajaran Sastra. Jurnal Lingua Didaktika, Jurnal Bahasa dann Pembelajaran Bahasa, 3(2)

Said, Edward. W. (1994). Orientalism. in Ashcroft, Bill, et al.. Post Colonial Studies Reader (pp. 87 – 91). New York & London: Routledge

Siikala, Anna- Leena. (2001). Myth and Mentality: Studies in Folklore and Popular Though. Helsinki: Finnish Literature Society