SASTRA ANAK: IHWAL BUKU BERGAMBAR

  • Sugihastuti Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
Keywords: buku bergambar, ilustrasi, kompleksitas, verbal, dan praverbal

Abstract

Dengan membaca buku bergambar, pembaca memerlukan bahasa yang kritis untuk wilayah buku bergambar. Buku bergambar merupakan wilayah yang banyak hal memungkinkan termaknai. Kekompleksitasannya saling memengaruhi antara gambar dan makna serta antara teks dan makna. Semua itu merupakan hal yang saling memengaruhi. Dalam hal kekompleksitasan, misalnya, dalam komik kita dapat melihat beberapa hal terjadi bersama. Tidak menjadi persoalan mana yang lebih dahulu dibaca. Dalam bingkai komik strip, aliran waktu terpecah ke dalam pusaran arus yang sedikit lokal. Hal ini melonggarkan tirani dari aliran satu arah yang mungkin dapat menjadikan tandingan keahlian yang luar biasa dalam bercerita.Buku bergambar dapat mengeksploitasi hubungan yang rumit ini. Kata-kata dapat menambah, berkontradiksi, memperluas, menggemakan, atau menafsirkan gambar. Demikian pula, sebaliknya. Buku bergambar dapat melintasi batas antara dunia verbal dan dunia praverbal. Buku bergambar dapat berposisi sebagai sekutu pembaca-anak.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature in The Elementary School. New York: Holt, Rinnehart and Winston.

Hunt, Peter. 1991. Criticism, Theory, and Children’s Literature. Oxford dan Cambridge: Basil Blackwell

Mitchell, Diana. 2003. Children Literature: An Invitation to The World. Boston: Ablongman.

Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugihastuti. 2013. Tentang Cerita Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

---------------. 2016. Sastra Anak: Teori dan Apresiasinya. Yogyakarta: Ombak.